PRAHARA 19
Sejak ahir tahun 1996,
Petaka tlah menjamh Nusantara
Dikota dan desa tiada beda sama
rata tertimpa adzab Yang Esa
Gebrakan para penyamun yang menerjang sambil melamun
Mengharap indah tuk meraih pusaka megah
Banjir di Irian Jaya menghabiskan harta dan benda
juga segenap jiwa dan smua yang ada
Diterpa taupan yang membahana
Bersamaan dengan kelakar para GPK
Menyandra para wisatawan negara
Sengaja membuat huru-hara jahat
Mengadu domba sesama bangsa sbuah lagu lama
Karam kapal Samudra di Aceh
Hanya membuat derai air mata meleh diqalbu
Namun hanya sedikit yang menoleh
Bagaikan minum secangkir teh
Gunung Merapi di Timur
belum lama telah hancur
disertai gugur Ibu Negara nan bahan melebur
Perampokan Bank di Surabaya
Yang tinggal duka nestafa
Apa yang hendak dikata
Ketetapan tiada khan berubah
Merajut kisah para koruptor
Yang hobynya makan yang kotor-kotor
Kesana kemari berlaga jadi promotor
1,3 Trilyun amblas
menambah jadi pemalasRakyatpun ingin membalas
karena rasa benci yang tlah melampaui batas dan alas
Menyusul pesawat Garuda Indonesia Air Ways dijepang
Sungguh kasihan bagi si malang
Lalu apa kerja instansi yang berwenang ???
Yang penting asal dapat uang
Terbit dari negri Kangguru
Bendera Merah-Putih dibakar tiada yang tahu
padahal sebuah penghinaan yang ada visi-misi tentu
Bebaskan saja asal mendapat segudang cerutu
BY ; Kamaradanu/Kamaheman
syair ini dibuat pada 13 Juni 1996 di Bekasi Pinggiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar